Thursday, June 09, 2011

Cara penyembelihan daging halal

Di bawah ini adalah tulisan yang disadur dan diringkas oleh *Usman
Effendi AS.,dari makalah tulisan Nanung Danar Dono, S.Pt., M.P.,
SekretarisEksekutif LP.POM-MUI Propinsi DIY dan Dosen Fakultas Peternakan
UGMYogyakarta:*

Saya ambil via milis deGromiest

* ** *

Melalui penelitian ilmiah yang dilakukan oleh dua staf ahli peternakan
dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman. Yaitu:
Prof.Dr.Schultz dan koleganya, Dr. Hazim. Keduanya memimpin satu tim
penelitian terstruktur untuk menjawab pertanyaan: manakah yang lebih baik dan
paling tidak sakit, penyembelihan secara Syari’at Islam yang murni (tanpa
proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan
pemingsanan)?

Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang

telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang
elektroda (microchip) yang disebut *Electro-Encephalograph (EEG)*.Microchip EEG
dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan
otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih. Di
jantung sapi-sapi itu juga dipasang *ElectroCardiograph (ECG*) untuk merekam
aktivitas jantung saat darah keluar karenadisembelih.

Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECGyang
telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu. Setelah masa adaptasi
dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang
murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang

diadopsi Barat.

Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang
tajam,

dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni: saluran makanan,
saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu: *arterikarotis* dan*vena
jugularis*.

Patut pula diketahui, syariat Islam tidak merekomendasikan metoda atau teknik
pemingsanan. Sebaliknya, Metode Barat justru mengajarkan atau bahkan
mengharuskan

agar ternak dipingsankan terlebih dahulu sebelum disembelih.

Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk
merekam

dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan(atau
penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati. Nah, hasilpenelitian inilah
yang sangat ditunggu-tunggu!

Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr.
Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sbb.:

*Penyembelihan Menurut Syariat Islam*

**

Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut SyariatIslam
menunjukkan:

Pertama

pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran padaleher
sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafikEEG. Hal
ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu,tidak ada indikasi

rasa sakit.

Kedua

pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan
grafiksecara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur
nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat
tersebut,tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.

Ketiga

setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar
biasa

dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan

memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung
dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga
saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi
justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol).Hal ini diterjemahkan oleh
kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa
sakit

sama sekali!).

Keempat

karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secaramaksimal,
maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layakdikonsumsi bagi
manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam inisangat sesuai dengan
prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yangmenghasilkan Healthy Food.

*Penyembelihan Cara Barat*

**

Pertama

segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan

collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah
dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa
meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada
saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila
disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).

Kedua

segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata
pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita

oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).

Ketiga

grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop kebatas
paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar
biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung
kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh,serta tidak
lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.

Keempat

karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal,maka

darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan
unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak
layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan
teknologi

daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saatternak mati/disembelih)

merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri
pembusuk, yang merupakan agen utama merusakkualitas daging.

*Bukan Ekspresi Rasa Sakit!*

**

Meronta-ronta dan meregangkan otot pada saat ternak disembelih ternyata bukanlah

ekspresi rasa sakit! Sangat jauh berbeda dengan dugaan kita sebelumnya! Bahkan
mungkin sudah lazim menjadi keyakinan kita bersama, bahwasetiap darah yang
keluar dari anggota tubuh yang terluka, pastilah disertai rasa sakit dan nyeri.
Terlebih lagi yang terluka adalah leher dengan lukaterbuka yang menganga lebar…!

Hasil penelitian Prof. Schultz dan Dr. Hazim justru membuktikan yang sebaliknya.

Yakni bahwa pisau tajam yang mengiris leher (sebagai syariatIslam dalam
penyembelihan ternak) ternyata tidaklah ‘menyentuh’ saraf rasa sakit. Oleh
karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan
meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit,melainkan sebagai ekspresi

‘keterkejutan otot dan saraf’ saja (yaitu padasaat darah mengalir keluar dengan
deras). Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan,
karena grafik EEG tidak membuktikanjuga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.

Nah, jelas bukan, bahwa secara ilmiah ternyata penyembelihan secara syariat Islam

ternyata lebih 'berperikehewanan'. Apalagi ditambah dengan anjuran untuk
menajamkan pisau untuk mengurangi rasa sakit hewan sembelihan :

*“Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan (kebaikan) pada segala sesuatu. Makajika
kalian membunuh hendaklah kalian berbuat ihsan dalam membunuh, danapabila kalian

menyembelih, maka hendaklah berbuat ihsan dalam menyembelih.(Yaitu) hendaklah
salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya agarmeringankan binatang yang
disembelihnya.” (H.R. Muslim).




No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails