Friday, October 16, 2009

Mendambakan Rumah Barokah

Mempunyai rumah merupakan dambaan setiap orang. Mengapa
rumah? Karena rumah diharapkan akan memberi ketenangan, kesejukan dan
kebahagiaan hidup bagi penghuninya. Sehingga tak heran orang berusaha dengan
berbagai cara untuk mendapatkannya serta melengkapinya dengan berbagai
fasilitas. Seperti ruangan berlantaikan marmer, permadani termahal, semua
ruangan ber AC, kendaraan berbagai merek dan lain sebagainya. Kenyataannya tidak
sedikit rumah dengan fasilitas yang lengkap tersebut dirasakan penghuninya tidak
nyaman, sumpek, panas, dan lain-lain. Bila kita mendapatkan keadaan rumah
seperti itu, berarti rumah tersebut tidak membawa berkah dan harus curiga, sebab
pasti di dalamnya banyak hal-hal yang tidak disenangi Allah.

Mulailah perhatikan hal-hal yang awalnya dianggap sepele, misalnya; masalah gaji
pembantu kita yang setiap hari melayani kita dengan penuh pengabdian, dibayar
tak menentu waktu, telat, bahkan dengan jumlah sangat jauh dari standar.
Berhati-hatiah atas keringat mereka. Bila ingin barokah segerakan pembayaran
haknya.

Rasulullah sawa., bersabda: "Bayarlah upah buruh itu sebelum kering
keringatnya." Jangan sampai terlintas di hati kita untuk menahannya, apalagi
sampai tidak membayarkannya. Naudzubillahi min dzalik.

Kembangkan situasi kerjasama karena di hadapan Allah semua manusia sama dan yang
paling baik adalah orang yang paling taqwa kepada Nya. Didiklah pembantu supaya
menjadi shalihah (kalau wanita). Yang belum memakai jilbab, belikanlah jilbab
supaya dia dapat menutup auratnya. Dengan demikian insya Allah akan mendatangkan
barokah bagi seluruh penghuni rumah.

Ingatlah rumus: Rumahku Surgaku itu tak dilihat dari ukuran besar kecilnya,
megah atau tidaknya, tebal atau tipasnya karpet, terbuat dari marmer atau tidak
lantainya. Meski rumah berfasilitas lengkap, semua bahannya berkualitas, semua
ruang ber AC, yakinlah akan terasa panas layaknya hidup di neraka karena memang
tidak barokah.

Dalam menghiasi rumah kita harus berhati-hati, jangan sampai kita menyenangi
barang-barang yang tidak disenangi Allah. Misalnya; patung, gambar-gambar
makhluk hidup, gambar porno, atau hewan seperti anjing, itu semua termasuk yang
tidak disukai Allah, atau barang lain yang membuat kita ujub dan riya. Apalagi
barang milik orang lain diaku milik sendiri, sudah tenatu rumah seperti itu
pasti tidak akan barokah.

Masalah barang –yang syubat apalagi yang sudah jelas haram janganlah kita
gunakan, sedikit apalagi banyak jumlahnya. Di hadapan Allah sama saja, dan
akibatnya baik sedikit maupun banyak akan berpulang kepada pelakunya. "Faman
ya’mal mitsqaala dzarrotinkhairay yarah, waman ya’mal mitsqaala dzaratin syarray
yarah.

Dalam menghiasi rumah, Rasulullah banyak memberikan petunjuk, diantaranya;
"Hiasilah rumahmu dengan alunan suara bacaan al-Qur’an." Karena dengan suara
kalam Nya, hati orang beriman akan tergerak dan bergetar mendekati Allah. Jadi
menghiasi rumah mestilah dengan sesuatu yang dapat mengingatkan dan mendekatkan
kita kepada Allah. Insya Allah semua itu akan mendatangkan ketentraman dan
keberkahan.

Terakhir, terhadap tamu, janganlah membeda-bedakan karena perbedaan penampilan.
Jamulah semua tamu yang datang semaksimal mungkin. Para sahabat Nabi bila
kedatangan tamu mereka sampai memotong kambing. Untuk kita yang tidak mempunyai
kambing, cukuplah dengan memberikan yang terbaik yang ada pada kita. Jangan
takut kekurangan karena menjamu tamu. Ingatlah dengan menjamu tamu, Allah akan
memuliakan. Rumah yang barokah adalah rumah yang banyak dikunjungi tamu.

Lebih dari itu, bagaimana supaya rumah kita membawa barokah lagi? Kita harus
sadar bahwa rumah kita titipan Allah. Besarnya jangan membuat kita ujub,
kecilnya jangan membuat hati jadi kecut. Besar atau pun kecil hakekatnya milik
Allah.***(ydsf/mikha)

source : Oleh KH Abdullah Gymnastiar
http://www.manajemenqolbu.com/kajianmq/manajemenkeluarga/detil_artikel.php?id=16\
7&sub=3&PHPSESSID=2832ad9ad1e97076cb8d979dd8fc077e

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails