Friday, July 17, 2009

Mengurus resident Permit ke Jerman

Berhubung banyak pertanyaan tentangpengurusan resident permit dari Belanda ke Jerman. Di bawah ini ada sedikit paparan, smoga berguna :

Tahun 2009 kami migrasi dari Belanda (Groningen ) ke Jerman untuk mencari sesuap nasi. Pindah beda negara ini ga pake acara pulang kampung ke Indonesia.
Waktu itu ngurus visanya di konsulat Jerman di Amsterdam. Malah kita ngurus visanya cuma 3 minggu sebelum ke Jerman karena dapat keputusan postdocnya baru awal Desember.
Surat2 yang diurus sama seperti halnya waktu ke Belanda. Dan menurutku lebih mudah di bandingkan apply Visa ke Uk.
syarat-syaratnya :
- bikin janji dengan kedutaan Jerman.
- Passport
- Residence permit di Belanda
- Surat undangan/ kontrak kerja dari Univ atau tempat kerja di Jerman
- Akta lahir (tidak dibutuhkan tapi di bawa aja jaga2 siapa tahu ada aturan baru )
- Pas Foto bisa dibikin dikonsulat disana ada mesin foto mesin dan cukup membayaruang recehan kalo ga salah 6E.
- Surat keterangan nikah bagi yang udah menikah, surat ini sementara bisa pake yang berbahasa belanda waktu apply visa, tp nanti harus di terjemahin ke dalam bahasa Jerman kalo pas ngurus resident permit di Jerman. Di jerman ada beberapa tempat penerjemah resmi Indonesia - Jerman yang udah di sumpah dan diakui pemerintah Jerman. Dan orang penerjemah juga bisa berbahasa Indonesia dengan Fasih..waktu itu bayar visanya kalo enggak salah sekitar 90 € .
Kalo waktu nama akudan tgl. lahirnya udah dimasukkan dalam surat undangan dari Max planck, kata sekretaris di max planck katanya biar enggak ada maslah waktu apply visa...dan ternyata bener..alhamdulillah prosen kepindahan kami lancar :)

Intinya-surat2 yang dulu pernah di pake untuk apply visa ke Belanda bisa di pake lagi enggak perlu ada terjemahan ke Jerman, hanya surat keterangan nikah aja yang perlu diterjemahin itupun bisa dilakukan nanti setelah stay di Jerman sebelum apply resident permit. Karena visa yang kita dapat di konsulat hanya berlaku 3 bulan kita harus apply lagi resident permit pas udah stay di jerman tp gampang kok..applynya cuma di Balai kota jadi enggak seribet di Belanda.

Pengambilan Visa saat itu menjelang tahun baru...dan petugas di konsulat bilang kalo sebenernya 2 hari menjelang tahun seharusnya kami libur..tetapi untuk yg apply pekerja ahli dan scientists tetap kami dahulukan ..senangnyaaa... :)

oiya..karna aku pindahnya dari eropa jadi aku yg statusnya sbagai partner ga diharuskan lulus bahasa Jerman sampe level A2..tapi kalo dari Indonesia kata temen2ku wajib hukumnya..

sgitu dulu....

lebih lengkap bisa dibaca disini :
http://www.den-haag.diplo.de/Vertretung/denhaag/nl/Startseite.html

1 comment:

  1. Anonymous4:04 AM

    Dear Ibu Nisa Mufti,
    Perkenalkan Saya Aryo Aliyudanto, insha Allah jika tidak ada halangan akan memulai perkuliahan di Jerman bulan Oktober 2015, namun berhubung program Saya adalah double degree dengan University of Groningen, ada beberapa hal yang ingin Saya tanyakan sesuai dengan tulisan yang ibu tulis:

    1) Bagaimana jika sebaliknya bu, Saya mau pindah ke Belanda dari Jerman di tahun kedua kuliah Saya (September 2016), apakah cukup datang ke Embassy Belanda di Berlin untuk membuat visa student Belanda?tidak perlu pulang ke Indonesia lagi?
    2) Lalu jika Saya simak, dalam kasus Ibu, Ibu dan suami sudah memiliki residence permit Belanda ya?tapi tetap harus apply visa Jerman dan residence permit Jerman?apakah hal tersebut berlaku untuk student juga?

    Terima Kasih bu. Semoga keluraga Ibu selalu dalam kesehatan dan kebahagiaan. Amin.

    Salam,
    Aryo Aliyudanto S.

    ReplyDelete

Related Posts with Thumbnails