Wednesday, December 01, 2010

Menghabiskan Hari Sabtu di Bourtange.

Halo-halo yang tinggal di Groningen, recommended banget deh jalan-jalan ke tempat ini. Tempatnya cantik , alami dan untuk menuju ke tempat ini pun ga terlalu sulit . 
Awalnya kami pun pergi ke tempat ini juga dadakan, berhubung  saat itu weekend, hari Sabtu dan kalo dipikir-pikir bosan juga kalo kudu tinggal di rumah atau jalan-jalan disekitar  centrum Groningen.  Kemudian searching eeh ketemu lah tempat ini.  Kami pergi berempat saya, aa , Guntur dan mba Puri. Dari rumah jam 9 pagi menuju CS Groningen, kemudian kita naik kereta ke arah Leer dan turun di Winschoten, dari sini naik bus ke arah Marke kemudian ganti bis sampe ke depan Bourtange.  Perjalanan dari rumah sampe Bourtange kira kira butuh waktu 1 jam. 
Turun dari bis jalan sebentar masuk ke pusat informasi, dipikir masuk ke tempat ini bayar ga tau nya  gratisss..huhu senangnyaaa, malah kalo ke toilet baru kudu bayar. Tapi sedihnya  cuaca ga mendukung dingin dan mendung.
Menurut mbah Google katanya...
Bourtange adalah benteng yang berbentuk bintang dan desa di wilayah Westerwolde provinsi Groningen Belanda. wilayah ini berada di kotamadya Vlagtwedde, dan letaknya sekitar 32 km ke timur laut dari Emmen.
Benteng ini awalnya dibangun selama selama 80 tahun (1568-1648) ketika William I Orange ingin mengontrol satu-satunya jalan yang menghubungkan  Jerman dan kota Groningen yang pada saat itu dikuasai oleh tentara Spanyol. Benteng di buat mengitari bukit-bukit yang dikelilingi oleh rawa-rawa. Wah bingung jelasinnya pokoknya benteng ini berbentuk mirip bintang segi lima perpaduan anatara sungai-sungai, benteng dan rerumputan, bentuknya seperti  di bawah ini :
Kemudian, sekitar 1594, Bourtange menjadi temapt titik temu anatar batas-batas provinsi-provinsi di bagin utara (Groningen, Friesland, Drenthe) dan Jerman. Bourtange dulunya adalah kotamadya  yang terpisah, tapi pada tahun 1822 bergabung dengan Vlagtwedde. Pada tahun 1851 benteng yang berbetuk bintang ini disebut Bourtange dan menjadi sebuah desa yang biasa.

Sekitar tahun 1960 kondisi ekonomi di desa ini memburuk, sehingga pemerintahan Belanda memutuskan untuk membangun kembali Bourtange mulai tahun 1740-1750. Pada tahun 2001, benteng ini dibuka secara umum dan museum nya dapat dinikmati secara gratis. Saat ini desa Bourtange dihuni oleh 267 jiwa, dan 133 tempat tinggal. 


Perjalanan dimulei dari   gapura dan jembatan  merah yang menghubungkan ke arah benteng (seperti foto di bawah ini)

Jalan terus menaiki benteng akan ditemukan beberapa perumahan  untuk serdadu, seperti rumah bekas mayor, kapten, dan bekas barak militér, selain itu di bagian centrumnya terdapat  juga museum tentara, tempat souvenir, synagoge, tempat pandai besi, gereja, meriam, menara pengintai, windmills, canal,  Cafe dan  sinema tentang sejarah benteng Bourtange. Dan disepanjang jalan centrum terdapat juga pohon-pohon kapur yang berumur tua. Kalo waktunya tepat di tempat ini pun sering diadakan  atraksi yang mengisahkan peperangan jaman dulu.


Disini juga  dijual makanan seperti kentang goreng dan harring. Harring adalah ikan mentah yang biasanya orang Belanda langsung memakan mentah dimakan dengan potongan bawang bombay atau sebagai tambahan isi roti (kaya sandwich). Waktu itu karna lapar belum makan siang kami hanya makan kentang goreng dan itu pun mahal, maklum tempat wisata.
Di dalam area benteng Bourtange dibangun museum, walaupun museumnya kecil tetapi banyak  seperti museum tempat alat-alat  perang, sekolahan, dan rumah jaman dulu. Untuk masuk museum ini pun gratis. Foto dibawah ini beberapa dokumen museum.

Oiya tempat souvenir disini pun mahal, jadi saya ga beli apa-apa. Masih kepengen jalan-jalan lebih lama lagi di Bourtange tapi ada hal ga terduga saya tiba-tiba sakit...:( Akhirnya kudu cepat-cepat pulang ke rumah :((.


1 comment:

Related Posts with Thumbnails