Nah, betapa repotnya kalo harus makan sambil berdiri. Pengeeen rasanya duduk ngampar aja di lantai, tapi masa sih udah cantik2 pake kebaya, ngampar di bawah, secara orang2 berdiri semua. Adakah yang tau darimana asal tradisi semacam ini? dan bagaimana filosofinya?
Hihi mba Sri pertanyaanmu sama dengan pertanyaan yg ada di benakku...
Nah trus mas Sigit ngejawab begini...
memang standing party dah jd fenomena yg hampir universal di semua budaya..
**kalo kita ambil dari filsafat pragmatisme Amerika, bahwa bukan ideologi tapi sejauhmana posibilitas dan efektifitas sebuah aksi..jd membuat standing party lebih memungkinkan dgn ruang dan waktu yg terbatas, memungkinkan akses makanan lbh mudah.dan John Dewey, jg salah satu filosof pragmatisme ttg estetik jg menjelaskan bhw sebuah keindahan dlm seni bukan milik artis aja, tp setiap orang adalah aktif dan berpartisipasi dalamnya. Lha klo walimah yg tradisional kan kita nunggu tu dibagi snack, stelah itu piring, stelah itu minum, dan kita pasif ngikuti semua prosesi, lha klo standing party kan kita aktif mau datang, langsung salaman, makan trus pulang.
Kalo dari filsafat juergen habermas,sbg wakil filsafat kontinental, standing party memungkinkan partisipatif discourse/dialog tanpa tekanan kekuasaan. kita bs berdialog rasional dgn siapa saja yg kita mau krn kan tdk terbatsi oleh tatanan kursi. Masyarakat yg komunikatif (rasional) bs terbentuk disini
Kalo dari Zen atau Tao, yg termanifestasi dr Aikido danTai Chi, karena struktur tubuh kita dibuat dengan maksud tertentutapi hampir sepanjang hidup kita tdk beraktifitas sesuai dgn tujuan, hanya pantat dan tangan kita (kadang otak kita) yg berfungsi karena itu kita dilatih cara berdiri yg benar, melakukan sebuah jurus dgn mengoptimalkan semua organ (tangan, kaki, badan sekaligus). .lha sama dgn standing party, tangan kiri pegang piring, kanan sendok, kaki berdiri tegak lurus dgn titik berat tubuh di titik meridian di tengah telapak kaki kita, tulang punggung bisa tegak menopang tubuh kita
Kalo dilihat di filsafat Islam, kita diajari bahwa tidak baik makan sendirian.bahkan klo muslim di Afrika di tengah gurun sendirian, maka dia akan taruh batu didepannya dan ketika makan dia akan melempar secuil makanan ke batu tsb, seolah2 ada orang tuk berbagi makanan. lha di resepsi meski kita makan bersama, pada hakikatnya kita makan sendiri sendiri dibatasi oleh kursi2 yg egoistis, konsentrasi hanya pada makanan kita sendiri, tdk ada fikiran tuk berbagi. dgn tidak da kursi ada harapan kita akan duduk di bawah membuat lingkaran taruh semua makanan ditengah dan makan sama2. dan jg masalah pakaian, kita diminta berpakaian yg nyaman tp modest (sederhana).
Kalo aku seh lebih memilih makan duduk atau ngampar trus makannya ngariung alis ramean trus jangan lupa makannya pake tangan plus sambel dan ikan asin..hmm yummy :), makan ala standing party..kalahhh nikmattt !!!
diambil dari diskusi de Gromiest tulisan mba Sri dan mas Sigit
Kalo aku seh lebih memilih makan duduk atau ngampar trus makannya ngariung alis ramean trus jangan lupa makannya pake tangan plus sambel dan ikan asin..hmm yummy :), makan ala standing party..kalahhh nikmattt !!!
diambil dari diskusi de Gromiest tulisan mba Sri dan mas Sigit
No comments:
Post a Comment