Thursday, November 12, 2009

Limit

Hari ini aku kangen sekali aa..sembilan hari ditinggal aa eksperimen ke Grenoble sepertinya lamaaa banget. Padahal aku pernah terpisah 1 tahun antara Indonesia dan Groningen. Sejak di Belanda dan Dresden maklumlah kami sekarang selalu bersama dan berdua, suka duka kami jalanin berdua.
Hari ini aku pun tambah sadar...udah sadar seh sebelumnya...kalo aku menghargai dan butuh sekalo keberadaan aa. Tadi aku baca note Mira di fb hiks ko jd tambah sedih dan kangen aa. kangen canda aa, ga ada yg mintain kopi..ga ada makan siang dan makan malam...yg biasanya aku bawel tiba2 hari ini tak bersuara hanya radio terdengar lagu di leptopku..argg aku ga smangat :((.. smoga kerjaan aa lancar disana..doaku untukmu..i love u.. :)..huhu ini beneran curhat.

Mira aku ijin copas tulisannya , abis bangett...untuk mengingatkan aku :)


Mungkin setiap orang yang bekerja selalu mengalami yang disebut deadline, dari satu deadline ke dealine berikutnya. Beberapa orang juga berkarakter semacam itu, makin dekat deadline, makin ngebut dan kemampuan asli makin keluar.

Deadline seperti semacam limit, yang ditentukan oleh sesuatu, seseorang atau situasi, yang 'memaksa' kita untuk optimal. Kadang memang melelahkan. Namun saat deadline tidak dekat sebenarnya lebih berbahaya karena membuat kita tidak optimal.

Deadline tak harus berhubungan dengan pekerjaan. Deadline is a sort of limit. Sesuatu yang membatasi kita. Bisa berarti ruang, waktu, kuantitas maupun kualitas. Kadang limit itu kasat mata, karena terlihat, sering juga limit itu ada, namun kita tak tahu.

Hidup kita adalah salah satu contoh sederhana. Kadang kita jalani dengan keluh kesah, kita buang waktu dan kesempatan, padahal kita tak pernah tahu sampai kapan limit kita, karena bisa saja esok hari kita tak lagi di sini.

Anak2, suami, istri, pasangan, orang tua, yang kadang2 menjengkelkan, kita bentak atau kita marah tak terkendali pada mereka. Padahal kita tak pernah tahu kapan limit atau deadline mereka bersama kita. Hatinya bisa berpaling, raganya bisa mati, atau waktunya bisa berakhir.

Hal2 tersebut di atas adalah contoh limit yang tak terlihat, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi satu menit kemudian apalagi yang akan terjadi esok hari.

Bila anak2 merengek, suami atau pasangan menyebalkan, coba pandanglah wajahnya dalam2. Jangan lepas kendali melukai hati mereka, karena esok hari belum tentu ia bersama kita. Saat bangun tidur di pagi hari, syukurilah keberadaan mereka, perlakukan ia dengan sikap terbaik kita, karena esok hari mereka belum tentu jadi milik kita. Atau belum tentu esok hari kita masih ada di dunia ini untuk mereka.

Deadline, limit yang tak terlihat ini jangan sampai membuat kita tak berlaku optimal. Pekerjaan, orang tua, anak2, suami, istri, pasangan dan hidup kita; kadang we just take them for granted. Saat mereka tak ada lagi disisi, kita baru menghargai keberadaan mereka, padahal saat itu bisa saja sudah terlambat.

Don't take your life and your loved ones for granted. Jangan pernah terlambat menyadari untuk mensyukuri, menghargai dan menikmati tiap momen yang kita jalani dalam hidup bersama orang-orang tercinta.

source : dr Mira di Fb

No comments:

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails